Friday, October 31, 2014

John Carpenter's HALLOWEEN (1978)



 

John Carpenter's HALLOWEEN (1978)
Sutradara: John Carpenter
U.S.A.

Walaupun bukan karya pertamanya, Halloween adalah film yang pertama kali mengharumkan nama sang sutradara, John Carpenter, terutama dalam dunia film horror. Setelah Halloween, Carpenter banyak membuat film horror sukses lainnya seperti The Fog (1980), remake film The Thing (1982), Prince of Darkness (1987) dan lain-lain. Selain itu, walaupun secara teknis Halloween bukanlah film slasher pertama di dunia, tapi film inilah yang membuat gebrakan baru dalam dunia film horror modern dan menandai dimulainya jaman keemasan film slasher. Halloween menjadi sebuah blueprint film slasher dan memulai sebuah trend slasher dalam industri film horror, sekaligus membangkitkan kembali gairah dalam industri film horror. Puluhan atau mungkin ratusan film slasher kemudian mulai bermunculan sejak keberhasilan Halloween. Beberapa film slasher yang muncul sejak Halloween, memang tak kalah populernya. Sebut saja Friday the 13th (1980) yang memperkenalkan Jason Voorhees (walaupun dalam film pertamanya, Jason belum menjadi seorang pembunuh), hingga A Nightmare on Elm Street (1984) dengan Freddy Krueger-nya. Tapi lebih banyak lagi ratusan judul lain yang tak begitu populer bagi masyarakat umum tapi cukup dikenal di kalangan penggemar film horror, seperti Maniac (1980), Terror Train (1980), My Bloody Valentine (1981), The Prowler (1981), The Burning (1981), Pieces (1982), Slumber Party Massacre (1982), dan masih banyak lagi. 

Perlu dicatat bahwa film Halloween ini bisa dibilang sebagai film independen, setelah beberapa studio besar menolak untuk membiayai produksinya setelah membaca naskah Halloween. Tak percuma produser John Carpenter dan Debra Hill menginvestasikan seluruh daya upaya dan tabungan untuk proyek yang pada awalnya dianggap tak akan sukses ini. Saya rasa Halloween memang muncul di saat yang tepat, saat penonton horror sudah mulai bosan dengan film-film horror bertema supernatural dan sci-fi. Penonton film horror jelas merindukan bentuk kengerian baru. Memang menyenangkan untuk ditonton, tapi monster, hantu dan mahluk neraka bukanlah hal yang bisa ditemui sehari-hari dalam kehidupan nyata. Halloween menghembuskan angin kesegaran dengan cara menyebarkan teror dan kengerian realistis lewat sosok seorang psikopat bertopeng yang berkeliaran membunuhi orang dengan pisau dapur. Kengerian seperti itu sangat mungkin untuk terjadi pada siapa saja, toh dunia ini dipenuhi oleh orang gila, bukan dipenuhi vampir atau setan. Dipilihnya momen perayaan Halloween sebagai latar belakang pun, adalah hal yang menurut saya sempurna untuk memulai sebuah trend slasher. Perayaan hari besar lain seperti hari natal, valentine, hingga hari ibu pun kemudian menjadi pilihan tema bagi ratusan film slasher pengikut Halloween, dengan sosok pembunuh yang berbeda-beda pula, tapi tak satupun yang se-efektif film Halloween.


Pada malam Halloween tahun 1963, seorang anak kecil berumur 6 tahun yang bernama Michael Myers, membantai kakak perempuannya sendiri dengan sebilah pisau dapur. Sejak insiden itu Michael kemudian terpaksa mendekam di sebuah penjara khusus orang gila, semacam rumah sakit jiwa untuk para psikopat kriminal (karena di Indonesia rasanya tak ada tempat semacam itu, saya tak akan sebut tempat tersebut sebagai rumah sakit jiwa.)

Malam Halloween 1963, sepulang dari pesta orang tua Michael kecil menemukan Michael di depan rumah dengan sebilah pisau dapur penuh darah, setelah membantai kakak perempuannya sendiri.


15 tahun kemudian, semalam menjelang hari Halloween, Michael Myers berhasil kabur dari tempatnya dikurung setelah mencuri sebuah mobil. Dokter Loomis, psikiater yang selama 15 tahun berusaha untuk “menyembuhkan” dan mengobservasi Michael merasa sangat khawatir dengan kejadian tersebut, karena ia tahu bahwa Michael Myers akan pergi membunuh lagi. Setelah 15 tahun mendalami psikologi Michael, Dr. Loomis tahu betul bahwa dalam diri Michael bersemayam evil murni yang sesungguhnya. (Saya tak menemukan padanan kata yang tepat untuk kata benda “evil”.) Dugaan kuat Dr. Loomis adalah, Michael kembali ke rumahnya di kota kecil Haddonfield, New Jersey.

Rumah keluarga Myers, tempat dimana Michael membantai kakaknya sendiri, telah kosong selama 15 tahun. Seluruh keluarganya pindah setelah insiden tersebut, dan tak seorangpun mau membeli rumah tersebut, karena semua orang tahu bahwa telah terjadi pembunuhan kejam disana yang dilakukan oleh seorang anak berumur 6 tahun. Bahkan para anak kecil di lingkungan tersebut yakin bahwa rumah tersebut berhantu. Tak seorangpun berani menginjakkan kakinya disana. 

Tokoh sentral dalam film ini, Laurie, adalah seorang gadis muda yang masih sekolah, dan bekerja paruh waktu sebagai babysitter pada malam hari. Sejak siang di hari Hallowen, Laurie mulai tak nyaman saat ia menyadari adanya seorang pria misterius yang terus mengintai dan mengikutinya. Ia pikir itu hanyalah pemuda iseng belaka, karena pria itu menggunakan topeng putih setiap kali Laurie memergokinya dari kejauhan. Inilah salah satu ciri khas film slasher: sang pembunuh melakukan pengintaian terhadap korbannya. Seorang pria berkeliaran menggunakan topeng siang bolong menjelang malam Halloween tentu saja bukanlah hal yang aneh. Itulah salah satu alasan juga mengapa saya sebut pemilihan momen Halloween dalam film ini sangat mendukung. 

Bagaikan seorang cabul, Michael Myers mengikuti Laurie (dan teman-temannya) sepanjang siang hingga malam.

Selain Laurie, sahabatnya yang bernama Annie pun biasa menjadi babysitters pada malam hari. Secara kebetulan pada malam halloween tersebut, Laurie dan Annie mendapat panggilan babysitting  di dua rumah yang saling berhadapan. Laurie tak punya pacar, sementara pacar Annie sedang tak bisa menemani. Sementara itu sahabat mereka yang lain bernama Lynda akan pergi berkencan dan berpesta malam itu. Tak ada pesta kostum bagi Laurie dan Annie.

Dr. Loomis yang sangat yakin bahwa Michael Myers pulang ke rumahnya, pergi ke kota kecil tersebut dan berusaha meyakinkan polisi setempat bahwa seorang pesakitan legendaris akan berkeliaran malam itu, dan meminta polisi untuk terus berjaga-jaga. Sementara itu Dr. Loomis berniat untuk menunggu kedatangan Michael Myers di rumah kosong bekas kediaman keluarga Myers. Tentu saja dengan pistol di saku jaketnya, untuk berjaga-jaga. 

Malam Halloween pun tiba. Laurie menjaga seorang anak bernama Tommy. Mereka menghabiskan malam dengan menyaksikan The Thing di TV malam itu, sebuah film science fiction tahun 1951, lalu membuat jack-o-lantern dari buah labu yang Laurie bawa. 

 Saya rasa Carpenter memang terobsesi dengan The Thing sejak lama, dan kemudian ia berhasil membuat The Thing dalam versinya sendiri di tahun 1982, dengan sangat-sangat-sangat brilian.

Di tengah film tiba-tiba Tommy bertanya apakah “boogeyman” itu nyata, karena kawan-kawan di sekolahnya berusaha menakut-nakutinya dengan cerita bahwa boogeyman akan mendatanginya malam itu. Lagi-lagi saya tak menemukan padanan kata yang tepat untuk kata boogeyman. Kamus yang baru saya periksa menyebutkan dengan simpel bahwa boogeyman adalah hantu, tapi saya rasa tidak begitu tepat. Laurie berusaha meyakinkan bahwa boogeyman tidaklah nyata. 

 Pertanyaan kesekian kali Tommy tentang boogeyman.

Sementara itu, Annie menjaga seorang gadis bernama Lindsey tepat di seberang rumah Tommy. Annie tiba-tiba mendapat kabar gembira, bahwa pacarnya ingin menemuinya. Setelah Annie menitipkan si kecil Lindsey pada Laurie, Annie-pun bergegas pergi dan berjanji akan kembali sebelum waktunya anak-anak tidur. Tentu saja Lindsey membantu sahabatnya tersebut. 

Bukannya pergi berkencan, Annie malah dibunuh oleh Michael Myers di dalam mobilnya sendiri, karena sejak awal Michael memang sudah mengintai dan mengikuti para gadis muda ini. Tommy kecil sempat melihat sosok Michael yang menggendong mayat Annie masuk ke rumah di seberang. Tommy percaya bahwa itu adalah sosok boogeyman yang menakutkan. 

Tak lama kemudian, sahabat Annie dan Laurie, Lynda, datang bersama pacarnya Bob, datang ke rumah dimana Annie bertugas. Mereka hendak berkencan dan “meminjam” salah satu kamar di rumah tersebut, karena mereka tahu bahwa rumah tersebut kosong malam itu dan hanya ada Annie yang bisa diandalkan untuk menjaga si kecil Lindsey supaya tak masuk kamar yang mereka pinjam. Mereka lebih senang lagi saat mengetahui dari Laurie bahwa rumah tersebut kosong ditinggal Annie yang pergi berkencan. Akhirnya Lynda dan bob pun “berkencan” di salah satu kamar. Tak perlu menerka lebih jauh, Michael yang setelah membunuh Annie memang sudah berada dalam rumah tersebut, datang membunuh mereka satu persatu. Salah satu adegan paling terkenal dalam Halloween terjadi disini. Setelah membunuh Bob yang hendak mengambil bir di kulkas, Michael mendatangi Lynda yang menunggu datangnya bir di kamar. Michael datang menggunakan seprai yang dilubangi untuk bagian mata, dan mengenakan kacamata milik Bob, seakan sosok itu adalah Bob yang ingin menggoda Lynda.

 Berhenti berperilaku konyol, Bob, dan berikan birnya sekarang juga!

Tentu saja, Lynda percaya bahwa itu adalah Bob yang sedang berusaha menakutinya. Kalau dipikir-pikir, bahkan Michael Myers sempat menggunakan kostum hantu di malam Halloween tersebut, dan ia berhasil menipu Lynda. Akhirnya Myers mencekiknya hingga mati. Sesaat sebelum benar-benar dicekik, Lynda sempat berusaha menelpon Laurie yang berada di rumah seberang. Namun ia tak sempat mengucapkan sepatah katapun, selain memekik hingga nyawanya melayang. Laurie yang mulai merasakan firasat buruk, mendatangi rumah tersebut dan (mau gak mau) harus berkonfrontasi dengan Michael plus pisau dapurnya untuk bertahan hidup.

Inilah satu elemen lain yang kemudian menjadi salah satu ciri lain dari film slasher juga dimulai disini: final girl. Final girl mengacu pada seorang perempuan yang bertahan hingga akhir film, lalu berkonfrontasi dengan si pembunuh di akhir cerita. Beberapa final girl bahkan kembali dalam sequel film slasher dan berhadapan kembali dengan si pembunuh. Salah satunya adalah Laurie dalam Halloween yang akan terus dihantui oleh Michael Myers dalam film lain Halloween. Memang final girl bukan hanya milik film slasher saja, namun hampir semua film slasher pasti ada final girl-nya.

Adegan kejar-kejaran antara Laurie dan Michael Myers adalah salah satu adegan yang cukup menegangkan pada jamannya, karena dengan brilian John Carpenter mempermainkan pencahayaan dengan sangat baik, membuat adegan mengendap-endap menjadi terasa lebih mencekam. Apalagi adegan ini dilakukan di dalam sebuah rumah yang sempit dan gelap.

Michael Myers yang pendiam dengan topeng putihnya, adalah desain yang sangat sempurna untuk menjadi seorang pembunuh yang tiba-tiba bisa berada dalam sebuah ruangan gelap, dimana kadang hanya sekelibat wajah putihnya saja yang terlihat mendekat. Bahkan selama lebih dari satu jam pertama film ini, kita tak akan melihat wajah (atau topeng) Michael Myers dengan jelas, dan saya suka hal itu. Topeng ini jauh lebih menyeramkan saat hanya terkena sedikit cahaya, atau berada di balik tirai. Saya rasa saya akan membuat tulisan khusus tentang Michael Myers nanti.

Okay, dalam benak kebanyakan dari kita, mungkin berpikiran hal yang sama, bahwa pisau dapur adalah sesuatu yang perlu kita perlakukan dengan hati-hati. Terutama kalau pisau tersebut berukuran sangat besar. Tak heran rasanya miris membayangkan seseorang ditikam menggunakan pisau dapur sebesar itu, apalagi yang menikamnya adalah seorang Michael Myers. Film Halloween membuktikan bahwa kengerian bisa diciptakan dengan rumusan yang sangat sederhana. Tak perlu efek komputer rumit, tak perlu CGI mahal. Cukup seorang psikopat yang berperawakan tinggi besar, membunuh membabi buta tanpa sebab, dengan sebilah pisau dapur. Tentu saja dalam level kengerian, pisau dapur masih kalah mengerikan dibandingkan dengan gergaji mesin. Ya, Texas Chainsaw Massacre. Tapi saya tak akan bahas film itu disini. 


Melihat keseluruhan film ini, bisa dibayangkan bahwa bajet produksinya memang tidak besar. Dari yang saya baca, bahkan semua pakaian yang dikenakan oleh para pemeran disini adalah milik mereka pribadi. Pemerannya hanya sedikit dan tidak satupun yang terkenal pada saat film ini dibuat. Bahkan ini adalah film layar lebar pertama Jamie Lee Curtis yang memerankan Laurie, sang tokoh sentral di hampir semua seri film Halloween. Tapi seperti saya bilang, film ini datang di saat yang tepat, dan membawa kengerian baru dengan cara yang efektif. Mungkin memang bukan “baru” untuk jaman sekarang, tapi pada jamannya, film ini membawa terror yang berdampak cukup besar. Wajar saja kalau nama sang sutradara, penulis sekaligus komposer, John Carpenter, kemudian menjadi besar setelah film ini dirilis. Satu lagi hal yang saya rasa ikut menyumbangkan kesuksesan film independen ini adalah, musik latar janggal yang diciptakan oleh John Carpenter sangat cocok untuk membangkitkan ketegangan.

Perlu diketahui, sebenarnya ada banyak sekali fakta menarik di balik film ini. Salah satunya adalah, bahwa Jamie Lee Curtis yang berperan sebagai  Laurie, adalah anak dari seorang aktris Hollywood, Janet Leigh, yang pernah populer karena perannya dalam film horror juga. Leigh berperan sebagai seorang perempuan bernama Marion dalam salah satu embrio film slasher: Psycho. Janet Leigh memang hanya berperan sekitar setengah dari keseluruhan durasi film Psycho, karena karakter yang ia perankan mati setelah ditikam berkali-kali dengan sebilah pisau dapur di kamar mandi. Sekarang kamu ingat adegannya kan?




PERINGATAN (untuk mereka yang peduli)
Film ini mengandung sedikit adegan seksual. Sisanya saya rasa aman untuk 13 tahun ke atas.

PELAJARAN
Pelajaran umum untuk film slasher, pastikan si pembunuh benar-benar tak bernyawa sebelum meninggalkan jasadnya begitu saja. 


SCORE!
5 dari 5

TRAILER

Thursday, October 30, 2014

TRICK R’ TREAT (2007)


 

TRICK R’ TREAT (2007)
Sutradara:
Michael Dougherty
U.S.A. / Canada

Satu-satunya alasan mengapa judul film ini menggunakan R’ dan bukan Or adalah karena sudah ada film dengan judul Trick Or Treat (1986), sebuah film horror/musikal/komedi yang juga diperankan oleh para rocker tua seperti Gene Simmons (KISS) dan Ozzy Osbourne (Black Sabbath). Tapi saya belum menonton film tersebut, dan jujur saja saya tidak terlalu bersemangat untuk mencarinya. Jelas film itu berusaha menjual dagangannya lewat kepopuleran Simmons dan Osbourne, dimana dalam kesehariannya, mereka bukanlah aktor bahkan pelawak. Bisa jadi film tersebut sangat lucu, bukan karena lelucon yang jenius, melainkan karena usaha mereka untuk berperan. Kalau boleh menuduh, saya punya dugaan kuat bahwa film tersebut tidak menawarkan apapun yang menarik selain kedua kakek rocker berusaha untuk berakting. Tapi semua itu hanyalah asumsi saya belaka, dan semoga tuduhan saya salah. Saya ga bisa menuduh apapun selama saya belum menontonnya. Jadi, kalau suatu hari saya berhasil menonton film tersebut, saya akan coba buktikan apakah dugaan saya benar atau salah. Tapi mari kita tinggalkan kedua kakek rocker tersebut dan mulai bahas film antologi horror berjudul Trick R’ Treat ini.


Trick R’ Treat adalah salah satu film favorit saya. Saya bisa bilang film ini bagus dan sangat menghibur. Tapi jangan salah tangkap, karena apa yang disebut sebagai film horror yang bagus, tidak selalu menawarkan sensasi ngeri setelah selesai menyaksikannya. Tidak juga selalu menampilkan isi perut, mata pecah atau setan yang menyeramkan. Trick R’ Treat adalah antologi yang sangat bagus. Ya, antologi, artinya dalam film ini terdapat beberapa cerita pendek yang berbeda dan tidak saling berhubungan, namun dalam Trick R’ Treat kesemua cerita terjadi dalam satu malam yang sama, yang juga merupakan tema pengikatnya: Malam Halloween. 

Kalau biasanya, film Antologi seperti Creepshow, The ABCs of Death atau 4Bia benar-benar memisahkan setiap cerita pendek dengan judulnya masing-masing, bahkan disutradarai oleh orang yang berbeda-beda, tapi dalam Trick R’ Treat kita tidak akan menemui pemisah tersebut. Kesemua cerita pendek mengalir begitu saja secara pararel dalam malam halloween. 

Sejak awal film ini dimulai, ada pesan yang selalu diingatkan kepada penonton, yaitu tentang latar belakang hari Halloween. Biar saya bahas disini sejarah malam Halloween karena saya rasa hal itu memang cukup penting untuk memahami keseluruhan cerita dalam Trick R’ Treat dan Halloween secara umum. Samhain, atau All Hallows’ Eve, dan kemudian sekarang lebih dikenal dengan Halloween, adalah sebuah perayaan kuno bangsa celtic jauh sebelum lahirnya agama monoteisme. Perayaan ini jatuh pada satu malam pergantian antara musim gugur dan musim dingin, dimana masyarakat celtic kuno percaya bahwa malam tersebut adalah malam dimana pembatas antara dunia mereka yang sudah mati dan yang masih hidup (dunia kita) menjadi sangat tipis. Pada malam inilah arwah-arwah, penghuni neraka, setan dan lain sebagainya mengunjungi dunia kita untuk satu malam hingga subuh datang. Pada jaman celtic, perayaan melibatkan pengorbanan manusia dan berbagai ritual lainnya. Manusia juga menggunakan kostum yang seram, dengan tujuan menyamar menjadi setan dan roh jahat. Tujuannya adalah supaya para mahluk dari dunia kematian tidak mengganggu manusia. Manusia juga menyalakan api unggun untuk menjauhkan para mahluk dari dunia kematian. Namun hari ini, malam Halloween tidak lagi dirayakan secara spiritual, melainkan hanyalah sekedar perayaan senang-senang, dimana orang-orang menggunakan kostum dari mulai yang seram hingga lucu untuk berpesta. Ritual persembahan diganti dengan permen, api unggun diganti dengan jack-o-lantern. Selain kostum, rumah-rumah pun perlu dihias dengan dekorasi-dekorasi seram. Beberapa kelompok, selain berpesta, juga percaya bahwa Halloween adalah malam dimana kita menghormati dan mengenang mereka yang sudah meninggal. Namun malam halloween tetap memiliki beberapa tradisi yang perlu dijaga, supaya para penghuni dunia kematian tidak marah dan tidak mengganggu kita. Hal inilah yang diangkat dalam Trick R’ Treat. 


Film ini dibuka dengan dilanggarnya salah satu tradisi pertama: memadamkan lilin dalam jack-o-lantern (labu halloween dengan api lilin di dalamnya, menggambarkan api unggun pada jaman penyihir dulu), karena lilin dalam jack-o-lantern lah yang melindungi manusia dari roh jahat. Benar saja, tak lama setelah dengan sengaja memadamkan lilin jack-o-lantern, seorang gadis mati dengan cara mengenaskan setelah diserang oleh sosok misterius. Tradisi lain dalam halloween adalah, permainan trick or treat (saya tidak menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk istilah ini), dimana para anak kecil mendatangi rumah-rumah untuk meminta permen (treat). Tradisi ini menggambarkan persembahan/pengorbanan supaya mahluk jahat tidak mengganggu manusia. Permen merupakan gambaran persembahan kurban, dan kalau tidak mempersembahkan kurban (treat) maka kamu akan mengalami hal buruk (trick). Namun, karena dalam malam halloween, manusia dan roh jahat membaur dalam bentuk-bentuk kengerian yang tak bisa dibedakan, ada satu mitos halloween yang berlaku, selalu periksa kembali permen atau coklat yang kamu dapat, karena bisa jadi terdapat silet di dalamnya. Bukan hanya setan yang tertipu dengan kostum seram para manusia, tapi manusiapun bisa tertipu dengan para roh jahat yang tampak seperti manusia berkostum. 

Malam halloween, juga adalah malam yang sangat aman untuk membunuh seseorang dan meninggalkan jasadnya begitu saja di pinggir jalan atau di halaman rumah. Itulah mengapa malam halloween selalu menarik untuk dijadikan setting film horror. Bahkan zombie aslipun bisa berkeliaran dengan bebas pada malam Halloween seperti yang terjadi di salah satu episode American Horror Story. Jadi, melihat seonggok kain dipenuhi darah di pinggir jalan pada malam Halloween bukanlah hal yang perlu dilaporkan pada polisi, karena bisa jadi kain tersebut hanyalah sebuah dekorasi Halloween. Atau memang berisi mayat asli. Siapa yang peduli? Ini malam Halloween! Hal ini lah sempat terjadi dalam Trick R’ Treat, dan saya rasa, dalam kehidupan nyata.

Semua ini tampak seperti properti dan pajangan khas Halloween kan?


Sehabis membunuh seseorangpun, kamu tak perlu buru-buru membersihkan bajumu yang dipenuhi darah, karena tak akan ada yang curiga di malam Halloween.



Film ini berlatar di sebuah kota kecil Warren Valley, Ohio, dimana penduduk kota sedang merayakan malam halloween dengan sangat meriah. Pesta terjadi di jalanan serta di rumah-rumah. Jack-o-lantern menghiasi seisi kota, dengan bentuknya yang variatif. Dari banyaknya kejadian kecil di Trick R’ Treat, sebenarnya ada empat cerita pendek utama dalam film ini. Saya bahas singkat saja dan tidak akan membocorkan kesemuanya, menyisakan kesenangan bagi kalian semua. 



Cerita yang pertama adalah tentang Mr. Wilkins, seorang kepala sekolah setempat yang sangat menghargai tradisi Halloween, dan ia berpikir bahwa anak-anak jaman sekarang sudah tidak menghargai Halloween. Maka ia menjadi tipe orang yang membagikan permen berisi racun dan silet pada para anak kecil yang tidak menghargai malam halloween. Seorang psikopat sejati. Walaupun tak berhubungan secara langsung, dalam cerita kedua, kita akan bertemu lagi dengan Mr. Wilkins dengan kostum "vampir"-nya.


Cerita kedua menceritakan tentang sekumpulan gadis muda yang berencana untuk membuat perayaan jauh di dalam hutan. Masing-masing dari mereka harus membawa pasangan kencan masing-masing, dan kisah ini berakhir dengan twist yang tak terduga. 

Kisah ketiga dalam Trick R’ Treat adalah tentang sekelompok anak kecil yang mengumpulkan sumbangan jack-o-lantern dari setiap rumah, untuk kemudian dibawa ke sebuah tepi jurang. Disana mereka hendak memberi penghormatan bagi mereka yang meninggal dalam insiden School Bus Massacre yang terjadi 30 tahun silam di jurang tersebut. Cerita ketiga ini adalah yang paling menarik bagi saya pribadi, dimana terdapat cerita kecil lagi di dalamnya, yaitu tentang School Bus Massacre itu sendiri. Ini adalah sebuah cerita dalam cerita, tentang sebuah kejadian dimana satu bus sekolah yang berisi anak-anak kecil yang memiliki kelainan jiwa, terjun ke dalam sebuah jurang pada siang hari sebelum malam halloween. Kejadian tersebut bukanlah murni kecelakaan karena para orang tua mereka yang sudah lelah menanggung malu keluarga dan lelah menyembunyikan para anak-anaknya yang tidak normal, berhasil mengumpulkan uang untuk membayar sang supir bus, untuk menerjunkan busnya ke dalam jurang. Idenya adalah supaya anak-anak tersebut bisa menjadi lebih tenang dan tidak lagi mempermalukan nama keluarga. Yang lebih menarik lagi selain memiliki cerita di dalam cerita, kisah ketiga ini pun memiliki double twist.

 Para anak kecil dalam kisah School Bus Massacre, siang sebelum bus-nya diterjunkan ke jurang

Cerita terakhir dari Trick R’ Treat adalah tentang Mr. Kreeg, seorang kakek tua yang sangat membenci perayaan halloween dengan segala hingar bingarnya. Penampilan Kreeg secara fisik dengan sengaja memang dibuat sangat mirip dengan sosok John Carpenter, sutradara dari film Halloween. Saya rasa ini adalah sebuah penghargaan bagi Carpenter sendiri. Di ujung film kita akan mengetahui mengapa Mr. Kreeg begitu membenci Halloween. Kakek ini mengurung diri di rumahnya saat malam halloween berlangsung, tanpa kostum, tanpa mendekorasi rumahnya, tanpa permen untuk diberikan pada anak-anak kecil. Tentu saja itu adalah kesalahan besar dalam malam Halloween. Ingat, ada tradisi yang harus dijaga, untuk bisa selamat melewati malam Samhain ini.


Dalam kesemua cerita pendek di Trick R’ Treat, ada satu karakter yang selalu muncul. Kadang ia hanya terlihat duduk di sudut atau berdiri di pinggir jalan sambil memainkan bangkai burung gagak. Karakter yang bernama Sam ini (ya, kependekan dari Samhain) dalah ikon utama dari film Trick R' Treat, berwujud seperti anak kecil dalam balutan kostum lucu: baju serba oranye, kepala bulat menyerupai labu yang ditutup dengan karung goni, membawa permen loli berbentuk labu halloween yang gepeng dan sudah digigit setengah, yang juga merupaan senjatanya. 

 Pisau Sam

Sam bukanlah karakter utama dalam setiap cerita pendek, tapi ia selalu terlihat, terutama setiap kali ada yang terbunuh dalam film ini. Dalam satu kesempatan Sam terlihat menyeret-nyeret karung dimana terdengar suara kucing mengerang dari dalamnya. Kadang ia hanya duduk dan diam menyaksikan orang-orang.

 Sam ikut meminta permen

 Sam bermain-main dengan bangkai burung gagak

Sam menyaksikan mereka yang sedang berpesta


Karakter Sam adalah kreasi yang diciptakan dengan sangat brilian, dan sangat tepat untuk menjadi ikon Trick R’ Treat sekaligus ikon malam Halloween. Ia adalah jelmaan semangat  halloween itu sendiri yang diwujudkan dalam satu sosok yang sangat sangat sangat sangat halloween. Kepala labu, permen, cutter dalam coklat, karung berisi kucing mati. Ia mengunjungi dunia kita untuk sekedar meminta persembahan (permen) dari tiap rumah, dan menyerangmu saat lilin jack-o-lantern padam. Semua elemen khas halloween komplit dalam satu karakter. Tak heran kalau karakter imut ini kemudian menjadi sangat terkenal. Sam juga muncul untuk durasi yang cukup lama dalam cerita terakhir, yang merupakah klimaks dari film ini, dimana ia menyerang Mr. Kreeg, si kakek yang membenci malam halloween dan melanggar hampir semua tradisi Halloween.

Saya sangat menikmati film ini. Trick R' Treat bukanlah film yang menyeramkan, tapi jelas sangat menyenangkan dan menghibur! Alasan lain kenapa saya sangat menyukai film ini cukup subjektif, karena saya sangat tertarik dengan apapun yang berhubungan dengan tradisi dan budaya Halloween. Semua hal menarik dan menyenangkan tentang Halloween ada dalam film ini. Keceriaan, pajangan, dekorasi, kostum, pembunuhan, monster, semuanya! Lihat juga betapa banyaknya Jack-o-Lantern dalam film ini dengan bentuknya yang beraneka ragam. Keren sekali di mata saya. 

 Jack-O-Lentern!

  Jack-O-Lentern!

 Jack-O-Lentern!

 Dua Jack-O-Lentern!

 Banyak Jack-O-Lentern!

Lebih banyak lagi Jack-O-Lentern!

Selain itu, seperti sudah saya sebutkan, setiap cerita pendek dalam antologi ini cukup ringan dan memiliki twist-nya masing-masing. Sangat menyenangkan untuk disimak. Sayang sekali tak ada tradisi halloween yang menyenangkan ini di Indonesia. Kalaupun ada, paling hanya terjadi di tempat-tempat khusus yang tak ingin saya kunjungi, klab dugem misalnya.

Hal yang cukup saya sesali dari film ini adalah, saat topeng Sam yang berbentuk karung goni, terbuka. Saya pikir tanpa melihat wajah asli Sam, justru karakter Sam akan menjadi jauh lebih misterius, dan secara bersamaan, akan tetap menggemaskan. Bersosok menggemaskan sekaligus sadis. Saya juga tak mengharapkan sequel dari film ini, tapi kalau ada Trick R’ Treat 2 suatu hari, yah pasti akan saya tonton juga!


PERINGATAN (untuk mereka yang peduli)
Saya rasa ada 1-2 detik adegan perempuan topless dalam film ini, kalau hal itu mengganggu moralmu. Tapi saya pribadi merasa tak ada masalah dengan topless, laki-lakipun sering terlihat topless dan tidak disensor. Bahkan hampir di sepanjang film Rambo dan Rocky, Sylverster Stallone terlihat topless, lalu kenapa perempuan tidak boleh terlihat topless? Saya rasa itu adalah bentuk diskriminasi. Selain itu untuk urusan kekerasan, tidak ada terlalu banyak adegan sadis dalam film ini. Yah, memang ada kekerasan, tapi bukan yang super gory. Beberapa adegan cukup membuat ngilu, seperti saat seseorang jatuh di lantai yang dipenuhi paku, silet dan permen, tapi tidak cukup sadis untuk dikategorikan kekerasan. Tapi kalau harus membayangkan batangan coklat berisi silet, yah itu ngilu juga ya.. Yang pasti, banyak kematian dalam Trick R’ Treat. Tapi saya rasa film ini tetap cocok untuk ditonton sekeluarga. Lagi-lagi, film holiday yang nyaris sempurna!



PELAJARAN
Sudah jelas disebutkan berulang-ulang, jangan mematikan lilin dalam jack-o-lantern sebelum subuh datang, kenakan kostum, siapkan permen. Dan kalau kamu yang mendapat permen, selalu periksa permen/coklat yang kamu dapat! 



SCORE!
5 dari 5

TRAILER