Tuesday, October 28, 2014

HALLOWEEN III: SEASON OF THE WITCH (1982)





HALLOWEEN III: SEASON OF THE WITCH (1982)
Sutradara: Tommy Lee Wallace
U.S.A.

Saat pertama kali film ini dirilis, banyak penggemar seri film Halloween yang kecewa dan menganggap film ketiga dari franchise seri film Halloween ini adalah sebuah kegagalan besar. Tapi hal tersebut bukan karena film ini adalah film jelek, melainkan masalah sudut pandang dan ekspektasi saja. Salah satu alasan mengapa banyak penggemar seri film Halloween kecewa dengan instalasi ke tiga ini adalah, karena absennya sosok Michael Myers. Ya, seri film Halloween adalah sebuah seri franchise horror populer yang sangat identik dengan sosok seorang pembunuh bertopeng, Michael Myers, dan Halloween III tidak menampilkan sosok Michael Myers samasekali. Bukan hanya tidak menampilkan, tetapi juga film ini tidak memiliki keterkaitan samasekali dengan film Halloween yang pertama dan kedua.  Oke sebenarnya Michael Myers sempat tampak dua kali dalam film ini, tetapi itu tak bisa dihitung karena dalam film ini, Michael Myers hanya muncul di TV yang menyiarkan film Halloween pertama. (Tenang, saya akan menulis resensi Halloween yang pertama juga!)

Ternyata, produser sekaligus penulis original yang pertama kali menciptakan seri Halloween dan Michael Myers: John Carpenter dan Debra Hill, ingin membuat sebuah gebrakan baru dalam seri Halloween dimulai lewat seri ketiga ini, karena memang pada awalnya, Michael Myers hanya dibuat untuk dua film Halloween saja. Setelah kematian Michael Myers di Halloween kedua, mulai dari seri ketiga ini Carpenter dan Hill ingin memulai tradisi baru: membuat seri Halloween sebagai sebuah antologi horror layar lebar dengan cerita lepas setiap tahunnya. Idenya, bahwa setiap film Halloween baru akan dirilis tiap bulan Oktober di setiap tahun, dengan cerita, ide dan karakter baru, dimana satu-satunya yang menghubungkan kesemuanya adalah, momen perayaan Halloween sebagai latar belakang cerita. Menurut saya pribadi, ide untuk menjadikan seri Halloween sebagai sebuah seri antologi tahunan sangatlah menarik dan brilian, karena tentu akan ada banyak sekali ide yang bisa diolah dari tema tersebut, dan sub-genre horror apapun bisa dibuat di atas tema dasar perayaan halloween. Walaupun saya sangat menyukai karakter Michael Myers, tapi saya juga ga terlalu tertarik untuk melihat film Michael Myers dirilis setiap tahunnya, terus menerus bangkit dan membunuhi setiap anak muda dalam setiap kesempatan film Halloween setahun sekali. Pengejaran demi pengejaran, pengintaian demi pengintaian, penusukan demi penusukan yang sama, diulang-ulang setiap tahun, tentu akan sangat membosankan. 

Sayang sekali, kekecewaan para penggemar Michael Myers di seluruh dunia, yang pasti memiliki ekspektasi tinggi atas kembalinya Myers, menjadikan proyek antologi tahunan ini kemudian dibatalkan. Setelah Halloween III dianggap “gagal” oleh para penggemar Michael Myers dan berpenghasilan kurang dari yang diharapkan, franchise Halloween kembali membangkitkan sosok Michael Myers pada seri berikutnya Halloween 4: The Return of Michael Myers tahun 1988, hanya untuk berjualan dan mempertahankan hak milik franchise pada seri-seri selanjutnya. Tidak berhenti disitu, franchise Halloween terus menerus menelurkan seri-seri Michael Myers berikutnya hingga Halloween: Resurrection pada tahun 2002 dan dilanjutkan dengan reboot Halloween versi Rob Zombie pada tahun 2007 dan 2009. Jadi, film Halloween ke tiga inilah satu-satunya film Halloween yang sama sekali tidak berhubungan dengan seri lainnya.

Diluar anggapan bahwa film ini mengecewakan, saya pribadi cukup terhibur dengan instalasi ke tiga seri Halloween ini yang berjudul Season of the Witch. Mungkin kalau film ini tidak dibayang-bayangi keberhasilan Michael Myers, dan mimpi John Carpenter tentang antologi horror halloween berhasil, Season of the Witch bisa dibilang cukup lumayan untuk ukuran film horror lepas tahun 80-an. Saya yakin akan lebih banyak orang yang akan menyukainya. Ide cerita dari film ini pun cukup original  dan unik, yaitu tentang ritual halloween kuno, praktik sihir dan tradisi purba halloween yang diterapkan di jaman modern yang serba komputer. Ya, penggabungan subgenre witchcraft, sedikit science fiction dan kengerian di balik teknologi. Tentu saja yang dimaksud dengan jaman komputer mengacu pada era pembuatan film ini, tahun 80an, dan bukan era komputer jaman sekarang yang sudah super canggih dimana semua orang bisa dengan mudah menggunakannya. Pada jaman film ini dirilis, komputer adalah sesuatu yang masih asing bagi masyarakat umum, dan sesuatu yang asing tentu saja memiliki potensi menyeramkan, sanggup menguasai pikiran orang, misalnya. 


Oke kembali ke Season of the Witch, Halloween sudah semakin dekat, dan ada sebuah trend baru di kalangan anak kecil di Amerika: topeng halloween buatan Silver Shamrock, sebuah perusahaan besar yang memproduksi topeng tersebut. Mendekati Halloween, iklan TV topeng merk Silver Shamrock ini sangat gencar ditayangkan di TV secara nasional, membuat semua anak ingin memiliki topeng-topeng tersebut. Ada tiga topeng unik yang dijual oleh Silver Shamrock: Jack-O-Lantern, tengkorak, dan nenek sihir. 


Iklan TV Silver Shamrock yang terus menerus diputar dalam film ini, perlu saya singgung sedikit. Jingle nya yang cukup annoying kalau diulang-ulang, terus berputar di kepala saya setelah saya menonton film ini, bahkan sampai hari ini ketika saya menulis resensi ini. 



Seminggu sebelum malam Halloween tiba, seorang pemilik toko perlengkapan halloween bernama Harry Grimbridge berlari panik setengah sekarat ke sebuah pom bensin, sambil memegang sebuah topeng Jack-o-Lantern buatan Silver Shamrock. Sang pemilik pom bensin yang sedang menonton berita di TV mengenai misteri hilangnya satu batu dari Stonehenge, segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat. Saat berada di rumah sakit, Harry sempat memperingatkan pada dokter dan para suster, “mereka akan membunuh kita semua..” 


Masih tidak jelas siapa “mereka” yang ia maksud, namun para petugas rumah sakit mengganggapnya bapak ini sedang tidak sadarkan diri. Akhirnya Harry dirawat secara intensif di sebuah kamar di rumah sakit tersebut. Namun, malam itu juga, seseorang misterius berjas dan berdasi, tampak seperti umumnya penampilan agen rahasia di film-film, datang dan membunuh Harry. Aksi tersebut dipergoki oleh seorang suster yang lalu berteriak. Pria tersebut lari ke pelataran parkir, masuk ke sebuah mobil yang kemudian ia ledakan sendiri. 

Kejadian tersebut meninggalkan tanda tanya besar pada polisi dan dokter, tentang siapa pria misterius tersebut dan mengapa ia membunuh Harry. Anak perempuan Harry yang bernama Ellie pun diminta untuk datang dan mengidentifikasi jasad ayahnya. Ellie yang penasaran mengapa ayahnya yang berperilaku baik dibunuh, kemudian mendatangi dokter Dan Challis, dokter yang menangani Harry sebelum kematiannya. Ellie bertanya-tanya apakah ayahnya sempat mengatakan sesuatu pada malam ia dibawa ke UGD. Setelah melakukan penyelidikan kecil, Ellie menemukan bahwa tempat terakhir yang ayahnya datangi sebelum ditemukan di pom bensin adalah sebuah kota kecil bernama Santa Mira, di daerah California. Kebetulan disana jugalah lokasi pabrik pusat pembuatan topeng Silver Shamrock. Sangat masuk akal bagi Ellie, karena selama ini ayahnya memang mendistribusikan topeng-topeng Silver Shamrock di tokonya yang sederhana. Akhirnya Ellie meminta dokter Challis untuk membantunya dan ikut pergi ke Santa Mira untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ayah Ellie disana. Tak jelas siapa yang jatuh hati pertama pada siapa, tetapi demi memberi “bumbu” pada film ini, terjadi chemistry di antara mereka berdua. 


Setibanya di Santa Mira, mereka menemukan bahwa kota kecil tersebut dikuasai oleh Silver Shamrock. Kamera pengintai ada dimana-mana, yang terhubung pada ruang kendali di pabrik Silver Shamrock. Tak hanya itu, Silver Shamrock pun menerapkan jam malam pada penduduk Santa Mira. Mulai dari jam 6 sore hingga pagi, tak ada satupun penduduk Santa Mira yang diperbolehkan beraktivitas di luar rumah. Tentu hal ini sangat janggal. Lebih janggal lagi saat kita menyadari betapa penduduk Santa Mira sangat mentaati peraturan tersebut. Ellie dan Challis pun menyamar sebagai pasangan suami istri dan menginap di hotel setempat. Kebetulan pabrik topeng Silver Shamrock memang terbuka untuk dikunjungi. Mereka juga menyediakan jasa tour berkeliling pabrik bagi para wisatawan dan kolega bisnis Silver Shamrock yang mengunjungi Santa Mira. 

Sehari sebelum halloween, Challis dan Ellie yang menyamar sebagai turis mendatangi pabrik Silver Shamrock, dan bertemu dengan pemilik Silver Shamrock, seorang pria tua asal irlandia yang bernama Conal Cochran. Pengunjung lain yang juga tidur di satu hotel dengan Challis adalah seorang pengusaha kaya yang juga mendistribusikan topeng-topeng halloween Silver Shamrock, bernama Buddy Kupfer yang datang bersama anak dan istrinya. Disana mereka diantar oleh tuan Cochran sendiri untuk berkeliling pabrik dan melihat langsung seluruh proses pembuatan topeng, kecuali proses terakhir yang merupakan “rahasia perusahaan”. 


Challis mulai menyadari ada banyak pria misterius berdasi, yang tampak serupa dengan pria yang membunuh ayah Ellie. Saat hendak meninggalkan pabrik, Ellie melihat mobil milik ayahnya terparkir di dalam salah satu garasi pabrik. Ia pun berlari berusaha masuk ke garasi, namun dicegah oleh beberapa pria berdasi dan berjas. 

Challis dan Ellie mulai merasa tak nyaman dan berencana untuk pergi meninggalkan Santa Mira pada malam hari. Setelah Challis berusaha mencari telepon umum dan gagal menelpon polisi, Ellie hilang dari kamarnya diculik para pria berdasi.

 Para agen berdasi anak buah Cochran yang jahat

Challis yang yakin Ellie dibawa ke pabrik, pergi mengendap-ngendap mendatangi pabrik Silver Shamrock dimana kemudian ia berkelahi dengan salah satu pria berdasi yang ternyata adalah robot alias humanoid.

Challispun ditangkap oleh para “agen” robot dan diberi “tour” tambahan oleh sang pemilik, tuan Cochran. Rupanya tuan Cochran dan kelompoknya adalah sekumpulan penyihir modern yang masih menjaga tradisi Halloween seperti yang selalu dilakukan oleh nenek moyangnya 3000 tahun sebelumnya, pengorbanan manusia.

Menjelang malam Halloween, iklan-iklan Silver Shamrock semakin gencar disiarkan di TV. Sejak seminggu sebelumnya, Silver Shamrock menjanjikan sebuah hadiah besar yang akan diundi pada jam tertentu di malam halloween, dan semua anak yang memiliki topeng Silver Shamrock harus duduk di depan TV untuk mengetahui siapa pemenangnya. Hampir semua anak di berbagai penjuru Amerika telah memiliki topeng buatan Silver Shamrock dan mereka menantikan detik-detik waktu yang telah ditentukan di depan TV masing-masing.


Halloween tahun ini adalah saat yang sakral bagi kaum celtic, karena pada tahun ini seluruh planet akan saling berjajar, dan dibutuhkan pengorbanan anak kecil. Dalam menjalankan plot jahatnya, Cochran menggunakan teknologi tingkat tinggi yang tak begitu dijelaskan, tapi yang pasti melibatkan teknologi komputer, partikel magis dari batu stonehenge, serta siaran khusus di TV sebagai trigger. Menjelang datangnya malam halloween, Cochran memperlihatkan pada Challis sebuah demonstrasi terakhir atas apa yang akan terjadi pada setiap anak yang menggunakan topeng Silver Shamrock pada malam halloween di depan tv. Adalah keluarga salah satu kolega bisnisnya lah yang menjadi tikus percobaan. Mereka dimasukan ke dalam sebuah ruangan untuk percobaan yang didekorasi nampak seperti sebuah ruang keluarga biasa, tentu saja tanpa mereka sadari bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anak mereka. Sang anak menggunakan topeng jack-o-lanternya, lalu siaran TV khusus disiarkan pada TV mereka, sebagai percobaan. Tiba-tiba sang anak ambruk, dan dari dalam topeng keluar berbagai jenis binatang kecil dari mulai jangkrik hingga ular.

Dr. Challis menyaksikan percobaan terakhir topeng dan program khusus Silver Shamrock sebelum kemudian disiarkan secara nasional pada malam Halloween  

Oke, mekanismenya, terdapat mesin kecil pada setiap topeng Halloween buatan Silver Shamrock yang dirakit mencampurkan teknologi tinggi dengan kekuatan magis, dan mesin kecil itu terkamuflase berbentuk sebuah tag merk.  Dan siaran khusus Silver Shamrock yang akan ditayangkan pada malam Halloween telah diprogram untuk mengaktifkan topeng tersebut.

Mesin kecil di balik merk pada topeng

Jadi siapapun yang mengenakan topeng tersebut, tua atau muda, dan menyaksikan siaran khusus Silver Shamrock di waktu yang telah ditentukan pada malam Halloween, akan mengalami hal yang sama. Saya tak begitu paham mengapa mereka menggunakan jangkrik, karena akan lebih keren kalau mereka gunakan kecoa.

Dokter Challis yang menyaksikan kejadian tersebut, sangat terpukul atas kengerian yang ia lihat. Ia pun akhirnya disekap dalam satu ruangan, diikat pada sebuah kursi. Di depan Challis, dinyalakan sebuah TV dan Challis pun dipaksa menggunakan salah satu topeng Silver Shamrock. 


Challis pun berusaha melarikan diri dan berusaha menghentikan setiap stasiun TV untuk membatalkan siaran pengumuman pemenang, tapi tentu saja semua sudah terlambat. 

Sebagai film horror, film ini sama sekali tidak menyeramkan. Bahkan trailernya terasa lebih menyeramkan dibanding filmnya sendiri. Tapi film ini cukup menghibur dan ringan. Apalagi ada cerita yang bisa benar-benar diikuti. Tapi saya tak heran mengapa film ini kemudian dianggap sebagai sebuah kegagalan besar, karena film ini dibayang-bayangi dengan image seri Halloween dengan Michael Myers yang kejam dan sadis. Tapi setidaknya dalam instalasi ketiga ini, Halloween berusaha mengangkat esensi dari Halloween itu sendiri, para penyihir dan ritual pengorbanan.

Sebenarnya pada jamannya, adalah sebuah tabu umum untuk membuat film dengan anak-anak kecil sebagai korban kekerasan, apalagi sebagai korban ritual pengorbanan seperti dalam film ini. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa film ini dibuat ringan dan tidak terlalu ekstrim. Film ini memang sangat aneh. Yah, setidaknya ada beberapa adegan kematian yang pantas untuk dilihat dalam film ini. Satu-satunya cara untuk menikmati film ini adalah, lupakan Michael Myers untuk sejenak, dan kalian akan mendapatkan hiburan bertema Halloween seperti menonton film bertema natal di hari natal. Kalau ada yang bertanya pada saya, film apakah yang perlu dibuat remakenya, tentu saja salah satu jawaban saya adalah, season of the witch. Saya sangat mengharapkan film ini dibuat ulang dengan versi yang lebih jahat, gelap, menjijikan dan mengerikan. 

Conal Cochran, pemilik Silver Shamrock


PERINGATAN (untuk mereka yang peduli)
Film ini tidak mengandung kekerasan, darah dan isi perut. Rasanya cocok untuk ditonton bersama keluarga, sebuah film “holiday” sejati. Memang ada sedikit adegan panas antara dokter Challis dengan Ellie, tapi tak terlalu vulgar.

PELAJARAN
Matikan TV dan perbanyak bermain di luar rumah!

SCORE
3 dari 5

TRAILER

No comments:

Post a Comment