Thursday, November 13, 2014

THE SENTINEL (1977)




THE SENTINEL A.K.A. HEXEN SABBAT (1977)
Sutradara: Michael Winner
U.S.A.


The Sentinel adalah sebuah film horror yang cukup jarang dibahas orang. Padahal film ini lumayan juga. Dengan sangat apik, film ini menggabungkan tema satanic/supranatural/cult dengan tema rumah berhantu. Saya rasa untuk ukuran film tahun akhir 70-an, tentu saja film ini cukup menyeramkan pada jamannya.


SINOPSIS SINGKAT TANPA SPOILER
Bercerita tentang seorang model fashion cantik di New York bernama Alison Parker yang belum siap menikah dengan kekasihnya, Michael Lerman, walaupun mereka sudah tinggal satu atap selama 2 tahun. Merasa membutuhkan ruangnya sendiri dan ingin menjadi lebih mandiri, Alison menyewa sebuah apartemen cantik, lengkap dengan perabot dan pemandangan yang indah, dengan harga yang sangat murah.  Tentu saja kita dapat menebak, karena ini film horror, sesuatu yang sempurna namun murah dan mudah, patut dicurigai. Tapi Alison cukup senang dengan apartemennya.


Di sana satu persatu penghuni rumah/apartemen tersebut mulai memperkenalkan diri pada Alison, diantaranya; seorang kakek yang hidup dengan kucing dan burung kenarinya; sepasang lesbian di lantai bawah; dan beberapa kakek-nenek di kamar lainnya. Namun ada yang misterius dengan tetangganya yang tinggal di lantai paling atas. Alison belum pernah menjumpainya, namun perempuan yang menyewakan apartemen ini mengatakan, tak perlu risau dengan tetangga di lantai paling atas, karena yang tinggal disana hanyalah seorang pendeta tua yang buta dan tak akan membuat kegaduhan apapun. Tapi, setiap kali Alison keluar dari bangunan apartemennya, dia selalu melihat si pendeta buta duduk di balik jendela kamar paling atas, menghadap keluar seperti sedang mengawasi keadaan di luar. 




Singkat cerita, sesuatu mulai terjadi pada diri Alison. Dia mulai sering merasa mual dan pusing saat sedang bekerja, dia juga mengalami insomnia dan mimpi buruk di malam hari. Bahkan pada satu malam, Alison merasa ada suara langkah berlarian di lantai atas kamarnya, walaupun kamar di atas kosong tak berpenghuni. Tentu saja penonton makin menyadari bahwa ada yang salah dengan rumah ini. Berbekal pisau dapur, Alison mendatangi kamar kosong tersebut, hanya untuk mendapati teror dari masa lalunya sendiri. 




Karena panik, ia berhasil “membunuh” sosok tersebut dengan pisau dapurnya, walaupun kemudian jasadnya tak pernah ditemui di TKP. Sejak saat itu, kondisi psikologis dan fisik Alison semakin rapuh, memaksanya untuk kembali tinggal di rumah kekasihnya. Bermodalkan pengakuan Alison, polisi mulai campur tangan menyelidiki apakah Alison memang gila atau ia memang membunuh seseorang. Apalagi saat Alison kemudian diberi tahu bahwa faktanya, tak seorangpun tinggal di bangunan itu kecuali dia dan si pendeta buta di lantai paling atas. 

 Kapanpun dan dimanapun polisi campur tangan, keadaan selalu jadi semakin runyam. A.C.A.B.!


Michael Lerman, kekasih Alison yang merupakan seorang pengacara dengan banyak akal dan koneksi, mulai menyelidiki keganjilan-keganjilan rumah tersebut. Namun Alison pun menjadi semakin aneh. Ia bahkan mampu membaca tulisan-tulisan latin dalam sebuah buku yang mereka temui di rumah tersebut, yang anehnya buku itu justru berbahasa inggris di mata Michael. Satu persatu kejanggalan pun mulai terungkap, namun semuanya sudah terlambat.


Bersembunyi di dalam lemari baju adalah salah satu cara yang tepat untuk memompa detak jantung menjadi lebih kencang.

Jujur saja, saya menonton film ini tanpa ekspektasi apapun, tanpa membaca review manapun. Hasilnya, cukup menyenangkan, karena banyak kejutan yang menanti. Pikiran penonton sering dipermainkan dengan tebakan-tebakan, hingga akhirnya semuanya terjawab. Salah satu dari beberapa scene penting yang saya suka adalah mimpi buruk Alison. Scene penting lainnya yang juga merupakan favorit saya adalah scene klimaks dimana semua kejanggalan dan arwah dalam rumah tersebut mulai memanifestasikan wujudnya satu persatu menjelang akhir film ini sebelum Alison akhirnya memasuki kamar sang pendeta buta. Saya rasa film ini sangat pantas untuk dibuat remake-nya!

Akting dari beberapa pemeran cukup kaku, terutama pemeran Michael Lerman. Namun itu adalah hal yang cukup lumrah kalau kamu familiar dengan film-film horor yang diproduksi tahun 1970-an. Tentu saja, jangan membandingkannya dengan The Exorcist atau Rose Mary’s Baby


Okay, pak tua.. ini sudah keterlaluan. Anda bisa berhenti memandangi kami sekarang!


PELAJARAN
Pikir masak-masak kalau kamu mendapat tawaran apartemen/rumah/kosan sempurna dengan harga yang, secara tak masuk akal, murah. Apalagi kalau ada seorang pendeta buta yang memandangimu dari jendelanya setiap hari. 

SCORE!
4 dari 5!

TRAILER

No comments:

Post a Comment