Friday, October 31, 2014

John Carpenter's HALLOWEEN (1978)



 

John Carpenter's HALLOWEEN (1978)
Sutradara: John Carpenter
U.S.A.

Walaupun bukan karya pertamanya, Halloween adalah film yang pertama kali mengharumkan nama sang sutradara, John Carpenter, terutama dalam dunia film horror. Setelah Halloween, Carpenter banyak membuat film horror sukses lainnya seperti The Fog (1980), remake film The Thing (1982), Prince of Darkness (1987) dan lain-lain. Selain itu, walaupun secara teknis Halloween bukanlah film slasher pertama di dunia, tapi film inilah yang membuat gebrakan baru dalam dunia film horror modern dan menandai dimulainya jaman keemasan film slasher. Halloween menjadi sebuah blueprint film slasher dan memulai sebuah trend slasher dalam industri film horror, sekaligus membangkitkan kembali gairah dalam industri film horror. Puluhan atau mungkin ratusan film slasher kemudian mulai bermunculan sejak keberhasilan Halloween. Beberapa film slasher yang muncul sejak Halloween, memang tak kalah populernya. Sebut saja Friday the 13th (1980) yang memperkenalkan Jason Voorhees (walaupun dalam film pertamanya, Jason belum menjadi seorang pembunuh), hingga A Nightmare on Elm Street (1984) dengan Freddy Krueger-nya. Tapi lebih banyak lagi ratusan judul lain yang tak begitu populer bagi masyarakat umum tapi cukup dikenal di kalangan penggemar film horror, seperti Maniac (1980), Terror Train (1980), My Bloody Valentine (1981), The Prowler (1981), The Burning (1981), Pieces (1982), Slumber Party Massacre (1982), dan masih banyak lagi. 

Perlu dicatat bahwa film Halloween ini bisa dibilang sebagai film independen, setelah beberapa studio besar menolak untuk membiayai produksinya setelah membaca naskah Halloween. Tak percuma produser John Carpenter dan Debra Hill menginvestasikan seluruh daya upaya dan tabungan untuk proyek yang pada awalnya dianggap tak akan sukses ini. Saya rasa Halloween memang muncul di saat yang tepat, saat penonton horror sudah mulai bosan dengan film-film horror bertema supernatural dan sci-fi. Penonton film horror jelas merindukan bentuk kengerian baru. Memang menyenangkan untuk ditonton, tapi monster, hantu dan mahluk neraka bukanlah hal yang bisa ditemui sehari-hari dalam kehidupan nyata. Halloween menghembuskan angin kesegaran dengan cara menyebarkan teror dan kengerian realistis lewat sosok seorang psikopat bertopeng yang berkeliaran membunuhi orang dengan pisau dapur. Kengerian seperti itu sangat mungkin untuk terjadi pada siapa saja, toh dunia ini dipenuhi oleh orang gila, bukan dipenuhi vampir atau setan. Dipilihnya momen perayaan Halloween sebagai latar belakang pun, adalah hal yang menurut saya sempurna untuk memulai sebuah trend slasher. Perayaan hari besar lain seperti hari natal, valentine, hingga hari ibu pun kemudian menjadi pilihan tema bagi ratusan film slasher pengikut Halloween, dengan sosok pembunuh yang berbeda-beda pula, tapi tak satupun yang se-efektif film Halloween.


Pada malam Halloween tahun 1963, seorang anak kecil berumur 6 tahun yang bernama Michael Myers, membantai kakak perempuannya sendiri dengan sebilah pisau dapur. Sejak insiden itu Michael kemudian terpaksa mendekam di sebuah penjara khusus orang gila, semacam rumah sakit jiwa untuk para psikopat kriminal (karena di Indonesia rasanya tak ada tempat semacam itu, saya tak akan sebut tempat tersebut sebagai rumah sakit jiwa.)

Malam Halloween 1963, sepulang dari pesta orang tua Michael kecil menemukan Michael di depan rumah dengan sebilah pisau dapur penuh darah, setelah membantai kakak perempuannya sendiri.


15 tahun kemudian, semalam menjelang hari Halloween, Michael Myers berhasil kabur dari tempatnya dikurung setelah mencuri sebuah mobil. Dokter Loomis, psikiater yang selama 15 tahun berusaha untuk “menyembuhkan” dan mengobservasi Michael merasa sangat khawatir dengan kejadian tersebut, karena ia tahu bahwa Michael Myers akan pergi membunuh lagi. Setelah 15 tahun mendalami psikologi Michael, Dr. Loomis tahu betul bahwa dalam diri Michael bersemayam evil murni yang sesungguhnya. (Saya tak menemukan padanan kata yang tepat untuk kata benda “evil”.) Dugaan kuat Dr. Loomis adalah, Michael kembali ke rumahnya di kota kecil Haddonfield, New Jersey.

Rumah keluarga Myers, tempat dimana Michael membantai kakaknya sendiri, telah kosong selama 15 tahun. Seluruh keluarganya pindah setelah insiden tersebut, dan tak seorangpun mau membeli rumah tersebut, karena semua orang tahu bahwa telah terjadi pembunuhan kejam disana yang dilakukan oleh seorang anak berumur 6 tahun. Bahkan para anak kecil di lingkungan tersebut yakin bahwa rumah tersebut berhantu. Tak seorangpun berani menginjakkan kakinya disana. 

Tokoh sentral dalam film ini, Laurie, adalah seorang gadis muda yang masih sekolah, dan bekerja paruh waktu sebagai babysitter pada malam hari. Sejak siang di hari Hallowen, Laurie mulai tak nyaman saat ia menyadari adanya seorang pria misterius yang terus mengintai dan mengikutinya. Ia pikir itu hanyalah pemuda iseng belaka, karena pria itu menggunakan topeng putih setiap kali Laurie memergokinya dari kejauhan. Inilah salah satu ciri khas film slasher: sang pembunuh melakukan pengintaian terhadap korbannya. Seorang pria berkeliaran menggunakan topeng siang bolong menjelang malam Halloween tentu saja bukanlah hal yang aneh. Itulah salah satu alasan juga mengapa saya sebut pemilihan momen Halloween dalam film ini sangat mendukung. 

Bagaikan seorang cabul, Michael Myers mengikuti Laurie (dan teman-temannya) sepanjang siang hingga malam.

Selain Laurie, sahabatnya yang bernama Annie pun biasa menjadi babysitters pada malam hari. Secara kebetulan pada malam halloween tersebut, Laurie dan Annie mendapat panggilan babysitting  di dua rumah yang saling berhadapan. Laurie tak punya pacar, sementara pacar Annie sedang tak bisa menemani. Sementara itu sahabat mereka yang lain bernama Lynda akan pergi berkencan dan berpesta malam itu. Tak ada pesta kostum bagi Laurie dan Annie.

Dr. Loomis yang sangat yakin bahwa Michael Myers pulang ke rumahnya, pergi ke kota kecil tersebut dan berusaha meyakinkan polisi setempat bahwa seorang pesakitan legendaris akan berkeliaran malam itu, dan meminta polisi untuk terus berjaga-jaga. Sementara itu Dr. Loomis berniat untuk menunggu kedatangan Michael Myers di rumah kosong bekas kediaman keluarga Myers. Tentu saja dengan pistol di saku jaketnya, untuk berjaga-jaga. 

Malam Halloween pun tiba. Laurie menjaga seorang anak bernama Tommy. Mereka menghabiskan malam dengan menyaksikan The Thing di TV malam itu, sebuah film science fiction tahun 1951, lalu membuat jack-o-lantern dari buah labu yang Laurie bawa. 

 Saya rasa Carpenter memang terobsesi dengan The Thing sejak lama, dan kemudian ia berhasil membuat The Thing dalam versinya sendiri di tahun 1982, dengan sangat-sangat-sangat brilian.

Di tengah film tiba-tiba Tommy bertanya apakah “boogeyman” itu nyata, karena kawan-kawan di sekolahnya berusaha menakut-nakutinya dengan cerita bahwa boogeyman akan mendatanginya malam itu. Lagi-lagi saya tak menemukan padanan kata yang tepat untuk kata boogeyman. Kamus yang baru saya periksa menyebutkan dengan simpel bahwa boogeyman adalah hantu, tapi saya rasa tidak begitu tepat. Laurie berusaha meyakinkan bahwa boogeyman tidaklah nyata. 

 Pertanyaan kesekian kali Tommy tentang boogeyman.

Sementara itu, Annie menjaga seorang gadis bernama Lindsey tepat di seberang rumah Tommy. Annie tiba-tiba mendapat kabar gembira, bahwa pacarnya ingin menemuinya. Setelah Annie menitipkan si kecil Lindsey pada Laurie, Annie-pun bergegas pergi dan berjanji akan kembali sebelum waktunya anak-anak tidur. Tentu saja Lindsey membantu sahabatnya tersebut. 

Bukannya pergi berkencan, Annie malah dibunuh oleh Michael Myers di dalam mobilnya sendiri, karena sejak awal Michael memang sudah mengintai dan mengikuti para gadis muda ini. Tommy kecil sempat melihat sosok Michael yang menggendong mayat Annie masuk ke rumah di seberang. Tommy percaya bahwa itu adalah sosok boogeyman yang menakutkan. 

Tak lama kemudian, sahabat Annie dan Laurie, Lynda, datang bersama pacarnya Bob, datang ke rumah dimana Annie bertugas. Mereka hendak berkencan dan “meminjam” salah satu kamar di rumah tersebut, karena mereka tahu bahwa rumah tersebut kosong malam itu dan hanya ada Annie yang bisa diandalkan untuk menjaga si kecil Lindsey supaya tak masuk kamar yang mereka pinjam. Mereka lebih senang lagi saat mengetahui dari Laurie bahwa rumah tersebut kosong ditinggal Annie yang pergi berkencan. Akhirnya Lynda dan bob pun “berkencan” di salah satu kamar. Tak perlu menerka lebih jauh, Michael yang setelah membunuh Annie memang sudah berada dalam rumah tersebut, datang membunuh mereka satu persatu. Salah satu adegan paling terkenal dalam Halloween terjadi disini. Setelah membunuh Bob yang hendak mengambil bir di kulkas, Michael mendatangi Lynda yang menunggu datangnya bir di kamar. Michael datang menggunakan seprai yang dilubangi untuk bagian mata, dan mengenakan kacamata milik Bob, seakan sosok itu adalah Bob yang ingin menggoda Lynda.

 Berhenti berperilaku konyol, Bob, dan berikan birnya sekarang juga!

Tentu saja, Lynda percaya bahwa itu adalah Bob yang sedang berusaha menakutinya. Kalau dipikir-pikir, bahkan Michael Myers sempat menggunakan kostum hantu di malam Halloween tersebut, dan ia berhasil menipu Lynda. Akhirnya Myers mencekiknya hingga mati. Sesaat sebelum benar-benar dicekik, Lynda sempat berusaha menelpon Laurie yang berada di rumah seberang. Namun ia tak sempat mengucapkan sepatah katapun, selain memekik hingga nyawanya melayang. Laurie yang mulai merasakan firasat buruk, mendatangi rumah tersebut dan (mau gak mau) harus berkonfrontasi dengan Michael plus pisau dapurnya untuk bertahan hidup.

Inilah satu elemen lain yang kemudian menjadi salah satu ciri lain dari film slasher juga dimulai disini: final girl. Final girl mengacu pada seorang perempuan yang bertahan hingga akhir film, lalu berkonfrontasi dengan si pembunuh di akhir cerita. Beberapa final girl bahkan kembali dalam sequel film slasher dan berhadapan kembali dengan si pembunuh. Salah satunya adalah Laurie dalam Halloween yang akan terus dihantui oleh Michael Myers dalam film lain Halloween. Memang final girl bukan hanya milik film slasher saja, namun hampir semua film slasher pasti ada final girl-nya.

Adegan kejar-kejaran antara Laurie dan Michael Myers adalah salah satu adegan yang cukup menegangkan pada jamannya, karena dengan brilian John Carpenter mempermainkan pencahayaan dengan sangat baik, membuat adegan mengendap-endap menjadi terasa lebih mencekam. Apalagi adegan ini dilakukan di dalam sebuah rumah yang sempit dan gelap.

Michael Myers yang pendiam dengan topeng putihnya, adalah desain yang sangat sempurna untuk menjadi seorang pembunuh yang tiba-tiba bisa berada dalam sebuah ruangan gelap, dimana kadang hanya sekelibat wajah putihnya saja yang terlihat mendekat. Bahkan selama lebih dari satu jam pertama film ini, kita tak akan melihat wajah (atau topeng) Michael Myers dengan jelas, dan saya suka hal itu. Topeng ini jauh lebih menyeramkan saat hanya terkena sedikit cahaya, atau berada di balik tirai. Saya rasa saya akan membuat tulisan khusus tentang Michael Myers nanti.

Okay, dalam benak kebanyakan dari kita, mungkin berpikiran hal yang sama, bahwa pisau dapur adalah sesuatu yang perlu kita perlakukan dengan hati-hati. Terutama kalau pisau tersebut berukuran sangat besar. Tak heran rasanya miris membayangkan seseorang ditikam menggunakan pisau dapur sebesar itu, apalagi yang menikamnya adalah seorang Michael Myers. Film Halloween membuktikan bahwa kengerian bisa diciptakan dengan rumusan yang sangat sederhana. Tak perlu efek komputer rumit, tak perlu CGI mahal. Cukup seorang psikopat yang berperawakan tinggi besar, membunuh membabi buta tanpa sebab, dengan sebilah pisau dapur. Tentu saja dalam level kengerian, pisau dapur masih kalah mengerikan dibandingkan dengan gergaji mesin. Ya, Texas Chainsaw Massacre. Tapi saya tak akan bahas film itu disini. 


Melihat keseluruhan film ini, bisa dibayangkan bahwa bajet produksinya memang tidak besar. Dari yang saya baca, bahkan semua pakaian yang dikenakan oleh para pemeran disini adalah milik mereka pribadi. Pemerannya hanya sedikit dan tidak satupun yang terkenal pada saat film ini dibuat. Bahkan ini adalah film layar lebar pertama Jamie Lee Curtis yang memerankan Laurie, sang tokoh sentral di hampir semua seri film Halloween. Tapi seperti saya bilang, film ini datang di saat yang tepat, dan membawa kengerian baru dengan cara yang efektif. Mungkin memang bukan “baru” untuk jaman sekarang, tapi pada jamannya, film ini membawa terror yang berdampak cukup besar. Wajar saja kalau nama sang sutradara, penulis sekaligus komposer, John Carpenter, kemudian menjadi besar setelah film ini dirilis. Satu lagi hal yang saya rasa ikut menyumbangkan kesuksesan film independen ini adalah, musik latar janggal yang diciptakan oleh John Carpenter sangat cocok untuk membangkitkan ketegangan.

Perlu diketahui, sebenarnya ada banyak sekali fakta menarik di balik film ini. Salah satunya adalah, bahwa Jamie Lee Curtis yang berperan sebagai  Laurie, adalah anak dari seorang aktris Hollywood, Janet Leigh, yang pernah populer karena perannya dalam film horror juga. Leigh berperan sebagai seorang perempuan bernama Marion dalam salah satu embrio film slasher: Psycho. Janet Leigh memang hanya berperan sekitar setengah dari keseluruhan durasi film Psycho, karena karakter yang ia perankan mati setelah ditikam berkali-kali dengan sebilah pisau dapur di kamar mandi. Sekarang kamu ingat adegannya kan?




PERINGATAN (untuk mereka yang peduli)
Film ini mengandung sedikit adegan seksual. Sisanya saya rasa aman untuk 13 tahun ke atas.

PELAJARAN
Pelajaran umum untuk film slasher, pastikan si pembunuh benar-benar tak bernyawa sebelum meninggalkan jasadnya begitu saja. 


SCORE!
5 dari 5

TRAILER

3 comments:

  1. ini film psycho-nya dapet banget. bikin yg nonton sangat menikmati perburuan myers hahaha.

    ReplyDelete
  2. Sumpah ini film keren banget! By the way, gue penasaran, aturan michael mayors nya jangan di tunjukin, jadi biar penonton pada penasaran siapa yang ngebunuhnha hihii... oh ya knpa dia hadirnya pas mlm halloween aja?

    ReplyDelete
  3. Baru nonton Halloween versi 2018. Benar-benar mengerikan...tapi saya malah penasaran, apakah memang di dunia nyata seseorang bisa menjadi psikopat dari lahir? Dan bukan karena ada evil dsb?

    ReplyDelete