HALLOWEEN III: SEASON
OF THE WITCH (1982)
Sutradara: Tommy Lee Wallace
U.S.A.
Sutradara: Tommy Lee Wallace
U.S.A.
Saat pertama kali film ini dirilis, banyak penggemar seri
film Halloween yang kecewa dan menganggap film ketiga dari franchise seri film
Halloween ini adalah sebuah kegagalan besar. Tapi hal tersebut bukan karena
film ini adalah film jelek, melainkan masalah sudut pandang dan ekspektasi
saja. Salah satu alasan mengapa banyak penggemar seri film Halloween kecewa
dengan instalasi ke tiga ini adalah, karena absennya sosok Michael Myers. Ya,
seri film Halloween adalah sebuah seri franchise horror populer yang sangat
identik dengan sosok seorang pembunuh bertopeng, Michael Myers, dan Halloween
III tidak menampilkan sosok Michael Myers samasekali. Bukan hanya tidak
menampilkan, tetapi juga film ini tidak memiliki keterkaitan samasekali dengan
film Halloween yang pertama dan kedua. Oke sebenarnya Michael Myers sempat tampak dua
kali dalam film ini, tetapi itu tak bisa dihitung karena dalam film ini, Michael
Myers hanya muncul di TV yang menyiarkan film Halloween pertama. (Tenang, saya akan menulis resensi Halloween yang pertama juga!)
Ternyata, produser sekaligus penulis original yang pertama
kali menciptakan seri Halloween dan Michael Myers: John Carpenter dan Debra
Hill, ingin membuat sebuah gebrakan baru dalam seri Halloween dimulai lewat seri
ketiga ini, karena memang pada awalnya, Michael Myers hanya dibuat untuk dua
film Halloween saja. Setelah kematian Michael Myers di Halloween kedua, mulai
dari seri ketiga ini Carpenter dan Hill ingin memulai tradisi baru: membuat
seri Halloween sebagai sebuah antologi horror layar lebar dengan cerita lepas
setiap tahunnya. Idenya, bahwa setiap film Halloween baru akan dirilis tiap
bulan Oktober di setiap tahun, dengan cerita, ide dan karakter baru, dimana
satu-satunya yang menghubungkan kesemuanya adalah, momen perayaan Halloween
sebagai latar belakang cerita. Menurut saya pribadi, ide untuk menjadikan seri
Halloween sebagai sebuah seri antologi tahunan sangatlah menarik dan brilian, karena
tentu akan ada banyak sekali ide yang bisa diolah dari tema tersebut, dan sub-genre
horror apapun bisa dibuat di atas tema dasar perayaan halloween. Walaupun saya
sangat menyukai karakter Michael Myers, tapi saya juga ga terlalu tertarik untuk
melihat film Michael Myers dirilis setiap tahunnya, terus menerus bangkit dan membunuhi setiap anak muda
dalam setiap kesempatan film Halloween setahun sekali. Pengejaran demi pengejaran, pengintaian
demi pengintaian, penusukan demi penusukan yang sama, diulang-ulang setiap tahun, tentu akan
sangat membosankan.
Sayang sekali, kekecewaan para penggemar Michael Myers di
seluruh dunia, yang pasti memiliki ekspektasi tinggi atas kembalinya Myers,
menjadikan proyek antologi tahunan ini kemudian dibatalkan. Setelah Halloween III
dianggap “gagal” oleh para penggemar Michael Myers dan berpenghasilan kurang
dari yang diharapkan, franchise Halloween kembali membangkitkan sosok Michael
Myers pada seri berikutnya Halloween 4: The Return of Michael Myers tahun 1988,
hanya untuk berjualan dan mempertahankan hak milik franchise pada seri-seri
selanjutnya. Tidak berhenti disitu, franchise Halloween terus menerus
menelurkan seri-seri Michael Myers berikutnya hingga Halloween: Resurrection
pada tahun 2002 dan dilanjutkan dengan reboot Halloween versi Rob Zombie pada
tahun 2007 dan 2009. Jadi, film Halloween ke tiga inilah satu-satunya film
Halloween yang sama sekali tidak berhubungan dengan seri lainnya.
Diluar anggapan bahwa film ini mengecewakan, saya pribadi cukup
terhibur dengan instalasi ke tiga seri Halloween ini yang berjudul Season of
the Witch. Mungkin kalau film ini tidak dibayang-bayangi keberhasilan Michael
Myers, dan mimpi John Carpenter tentang antologi horror halloween berhasil, Season
of the Witch bisa dibilang cukup lumayan untuk ukuran film horror lepas tahun 80-an. Saya
yakin akan lebih banyak orang yang akan menyukainya. Ide cerita dari
film ini pun cukup original dan unik,
yaitu tentang ritual halloween kuno, praktik sihir dan tradisi purba halloween yang diterapkan di
jaman modern yang serba komputer. Ya, penggabungan subgenre witchcraft, sedikit science fiction dan kengerian di balik teknologi. Tentu saja yang dimaksud dengan jaman
komputer mengacu pada era pembuatan film ini, tahun 80an, dan bukan era
komputer jaman sekarang yang sudah super canggih dimana semua orang bisa dengan mudah menggunakannya. Pada jaman film ini dirilis,
komputer adalah sesuatu yang masih asing bagi masyarakat umum, dan sesuatu
yang asing tentu saja memiliki potensi menyeramkan, sanggup menguasai pikiran
orang, misalnya.
Oke kembali ke Season of the Witch, Halloween sudah semakin
dekat, dan ada sebuah trend baru di kalangan anak kecil di Amerika: topeng
halloween buatan Silver Shamrock, sebuah perusahaan besar yang memproduksi
topeng tersebut. Mendekati Halloween, iklan TV topeng merk Silver Shamrock ini
sangat gencar ditayangkan di TV secara nasional, membuat semua anak ingin
memiliki topeng-topeng tersebut. Ada tiga topeng unik yang dijual oleh Silver
Shamrock: Jack-O-Lantern, tengkorak, dan nenek sihir.
Iklan TV Silver Shamrock yang terus menerus diputar dalam
film ini, perlu saya singgung sedikit. Jingle nya yang cukup annoying kalau
diulang-ulang, terus berputar di kepala saya setelah saya menonton film ini,
bahkan sampai hari ini ketika saya menulis resensi ini.
Seminggu sebelum malam Halloween tiba, seorang pemilik toko
perlengkapan halloween bernama Harry Grimbridge berlari panik setengah sekarat
ke sebuah pom bensin, sambil memegang sebuah topeng Jack-o-Lantern buatan Silver
Shamrock. Sang pemilik pom bensin yang sedang menonton berita di TV mengenai
misteri hilangnya satu batu dari Stonehenge, segera membawanya ke UGD rumah
sakit terdekat. Saat berada di rumah sakit, Harry sempat memperingatkan pada
dokter dan para suster, “mereka akan membunuh kita semua..”
Masih tidak jelas
siapa “mereka” yang ia maksud, namun para petugas rumah sakit mengganggapnya
bapak ini sedang tidak sadarkan diri. Akhirnya Harry dirawat secara intensif di
sebuah kamar di rumah sakit tersebut. Namun, malam itu juga, seseorang
misterius berjas dan berdasi, tampak seperti umumnya penampilan agen rahasia di
film-film, datang dan membunuh Harry. Aksi tersebut dipergoki oleh seorang
suster yang lalu berteriak. Pria tersebut lari ke pelataran parkir, masuk ke
sebuah mobil yang kemudian ia ledakan sendiri.
Kejadian tersebut meninggalkan tanda tanya besar pada polisi
dan dokter, tentang siapa pria misterius tersebut dan mengapa ia membunuh
Harry. Anak perempuan Harry yang bernama Ellie pun diminta untuk datang dan
mengidentifikasi jasad ayahnya. Ellie yang penasaran mengapa ayahnya yang
berperilaku baik dibunuh, kemudian mendatangi dokter Dan Challis, dokter yang
menangani Harry sebelum kematiannya. Ellie bertanya-tanya apakah ayahnya sempat
mengatakan sesuatu pada malam ia dibawa ke UGD. Setelah melakukan penyelidikan
kecil, Ellie menemukan bahwa tempat terakhir yang ayahnya datangi sebelum
ditemukan di pom bensin adalah sebuah kota kecil bernama Santa Mira, di daerah
California. Kebetulan disana jugalah lokasi pabrik pusat pembuatan topeng Silver
Shamrock. Sangat masuk akal bagi Ellie, karena selama ini ayahnya memang
mendistribusikan topeng-topeng Silver Shamrock di tokonya yang sederhana.
Akhirnya Ellie meminta dokter Challis untuk membantunya dan ikut pergi ke Santa
Mira untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ayah Ellie disana. Tak jelas
siapa yang jatuh hati pertama pada siapa, tetapi demi memberi “bumbu” pada film
ini, terjadi chemistry di antara mereka berdua.
Setibanya di Santa Mira, mereka menemukan bahwa kota kecil
tersebut dikuasai oleh Silver Shamrock. Kamera pengintai ada dimana-mana, yang
terhubung pada ruang kendali di pabrik Silver Shamrock. Tak hanya itu, Silver
Shamrock pun menerapkan jam malam pada penduduk Santa Mira. Mulai dari jam 6
sore hingga pagi, tak ada satupun penduduk Santa Mira yang diperbolehkan beraktivitas
di luar rumah. Tentu hal ini sangat janggal. Lebih janggal lagi saat kita
menyadari betapa penduduk Santa Mira sangat mentaati peraturan tersebut. Ellie
dan Challis pun menyamar sebagai pasangan suami istri dan menginap di hotel
setempat. Kebetulan pabrik topeng Silver Shamrock memang terbuka untuk
dikunjungi. Mereka juga menyediakan jasa tour berkeliling pabrik bagi para
wisatawan dan kolega bisnis Silver Shamrock yang mengunjungi Santa Mira.
Sehari sebelum halloween, Challis dan Ellie yang menyamar
sebagai turis mendatangi pabrik Silver Shamrock, dan bertemu dengan pemilik
Silver Shamrock, seorang pria tua asal irlandia yang bernama Conal Cochran.
Pengunjung lain yang juga tidur di satu hotel dengan Challis adalah seorang
pengusaha kaya yang juga mendistribusikan topeng-topeng halloween Silver
Shamrock, bernama Buddy Kupfer yang datang bersama anak dan istrinya. Disana
mereka diantar oleh tuan Cochran sendiri untuk berkeliling pabrik dan melihat
langsung seluruh proses pembuatan topeng, kecuali proses terakhir yang
merupakan “rahasia perusahaan”.
Challis mulai menyadari ada banyak pria misterius berdasi, yang tampak serupa dengan pria yang membunuh ayah Ellie. Saat hendak meninggalkan pabrik, Ellie melihat mobil milik ayahnya terparkir di dalam salah satu garasi pabrik. Ia pun berlari berusaha masuk ke garasi, namun dicegah oleh beberapa pria berdasi dan berjas.
Challis mulai menyadari ada banyak pria misterius berdasi, yang tampak serupa dengan pria yang membunuh ayah Ellie. Saat hendak meninggalkan pabrik, Ellie melihat mobil milik ayahnya terparkir di dalam salah satu garasi pabrik. Ia pun berlari berusaha masuk ke garasi, namun dicegah oleh beberapa pria berdasi dan berjas.
Challis dan Ellie mulai merasa tak nyaman dan berencana
untuk pergi meninggalkan Santa Mira pada malam hari. Setelah Challis berusaha
mencari telepon umum dan gagal menelpon polisi, Ellie hilang dari kamarnya
diculik para pria berdasi.
Challis yang yakin Ellie dibawa ke pabrik, pergi mengendap-ngendap mendatangi pabrik Silver Shamrock dimana kemudian ia berkelahi dengan salah satu pria berdasi yang ternyata adalah robot alias humanoid.
Challispun ditangkap oleh para “agen” robot dan diberi “tour” tambahan oleh sang pemilik, tuan Cochran. Rupanya tuan Cochran dan kelompoknya adalah sekumpulan penyihir modern yang masih menjaga tradisi Halloween seperti yang selalu dilakukan oleh nenek moyangnya 3000 tahun sebelumnya, pengorbanan manusia.
Para agen berdasi anak buah Cochran yang jahat
Challis yang yakin Ellie dibawa ke pabrik, pergi mengendap-ngendap mendatangi pabrik Silver Shamrock dimana kemudian ia berkelahi dengan salah satu pria berdasi yang ternyata adalah robot alias humanoid.
Challispun ditangkap oleh para “agen” robot dan diberi “tour” tambahan oleh sang pemilik, tuan Cochran. Rupanya tuan Cochran dan kelompoknya adalah sekumpulan penyihir modern yang masih menjaga tradisi Halloween seperti yang selalu dilakukan oleh nenek moyangnya 3000 tahun sebelumnya, pengorbanan manusia.
Menjelang malam Halloween, iklan-iklan Silver Shamrock
semakin gencar disiarkan di TV. Sejak seminggu sebelumnya, Silver Shamrock menjanjikan
sebuah hadiah besar yang akan diundi pada jam tertentu di malam halloween, dan
semua anak yang memiliki topeng Silver Shamrock harus duduk di depan TV untuk
mengetahui siapa pemenangnya. Hampir semua anak di berbagai penjuru Amerika
telah memiliki topeng buatan Silver Shamrock dan mereka menantikan detik-detik
waktu yang telah ditentukan di depan TV masing-masing.
Halloween tahun ini adalah saat yang sakral bagi kaum
celtic, karena pada tahun ini seluruh planet akan saling berjajar, dan
dibutuhkan pengorbanan anak kecil. Dalam menjalankan plot jahatnya, Cochran
menggunakan teknologi tingkat tinggi yang tak begitu dijelaskan, tapi yang
pasti melibatkan teknologi komputer, partikel magis dari batu stonehenge, serta
siaran khusus di TV sebagai trigger. Menjelang datangnya malam halloween, Cochran
memperlihatkan pada Challis sebuah demonstrasi terakhir atas apa yang akan
terjadi pada setiap anak yang menggunakan topeng Silver Shamrock pada malam
halloween di depan tv. Adalah keluarga salah satu kolega bisnisnya lah yang
menjadi tikus percobaan. Mereka dimasukan ke dalam sebuah ruangan untuk
percobaan yang didekorasi nampak seperti sebuah ruang keluarga biasa, tentu
saja tanpa mereka sadari bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anak
mereka. Sang anak menggunakan topeng jack-o-lanternya, lalu siaran TV khusus disiarkan pada TV mereka, sebagai percobaan. Tiba-tiba sang
anak ambruk, dan dari dalam topeng keluar berbagai jenis binatang kecil dari
mulai jangkrik hingga ular.
Oke, mekanismenya, terdapat mesin kecil pada setiap topeng Halloween buatan Silver Shamrock yang dirakit mencampurkan teknologi tinggi dengan kekuatan magis, dan mesin kecil itu terkamuflase berbentuk sebuah tag merk. Dan siaran khusus Silver Shamrock yang akan ditayangkan pada malam Halloween telah diprogram untuk mengaktifkan topeng tersebut.
Jadi siapapun yang mengenakan topeng tersebut, tua atau muda, dan menyaksikan siaran khusus Silver Shamrock di waktu yang telah ditentukan pada malam Halloween, akan mengalami hal yang sama. Saya tak begitu paham mengapa mereka menggunakan jangkrik, karena akan lebih keren kalau mereka gunakan kecoa.
Dr. Challis menyaksikan percobaan terakhir topeng dan program khusus Silver Shamrock sebelum kemudian disiarkan secara nasional pada malam Halloween
Oke, mekanismenya, terdapat mesin kecil pada setiap topeng Halloween buatan Silver Shamrock yang dirakit mencampurkan teknologi tinggi dengan kekuatan magis, dan mesin kecil itu terkamuflase berbentuk sebuah tag merk. Dan siaran khusus Silver Shamrock yang akan ditayangkan pada malam Halloween telah diprogram untuk mengaktifkan topeng tersebut.
Mesin kecil di balik merk pada topeng
Jadi siapapun yang mengenakan topeng tersebut, tua atau muda, dan menyaksikan siaran khusus Silver Shamrock di waktu yang telah ditentukan pada malam Halloween, akan mengalami hal yang sama. Saya tak begitu paham mengapa mereka menggunakan jangkrik, karena akan lebih keren kalau mereka gunakan kecoa.
Dokter Challis yang menyaksikan kejadian tersebut, sangat terpukul
atas kengerian yang ia lihat. Ia pun akhirnya disekap dalam satu ruangan,
diikat pada sebuah kursi. Di depan Challis, dinyalakan sebuah TV dan Challis pun dipaksa menggunakan salah satu topeng Silver Shamrock.
Challis pun berusaha
melarikan diri dan berusaha menghentikan setiap stasiun TV untuk membatalkan siaran pengumuman
pemenang, tapi tentu saja semua sudah terlambat.
Sebagai film horror, film ini sama sekali tidak menyeramkan.
Bahkan trailernya terasa lebih menyeramkan dibanding filmnya sendiri. Tapi film ini cukup menghibur dan ringan. Apalagi ada cerita yang bisa
benar-benar diikuti. Tapi saya tak heran mengapa film ini kemudian dianggap
sebagai sebuah kegagalan besar, karena film ini dibayang-bayangi dengan image seri
Halloween dengan Michael Myers yang kejam dan sadis. Tapi setidaknya dalam instalasi ketiga ini, Halloween berusaha mengangkat esensi dari Halloween itu sendiri, para penyihir dan ritual pengorbanan.
Sebenarnya pada jamannya, adalah sebuah tabu umum untuk
membuat film dengan anak-anak kecil sebagai korban kekerasan, apalagi sebagai korban ritual pengorbanan seperti dalam film ini. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa
film ini dibuat ringan dan tidak terlalu ekstrim. Film ini memang sangat aneh. Yah,
setidaknya ada beberapa adegan kematian yang pantas untuk dilihat dalam film
ini. Satu-satunya cara untuk menikmati film ini adalah, lupakan Michael Myers untuk
sejenak, dan kalian akan mendapatkan hiburan bertema Halloween seperti menonton
film bertema natal di hari natal. Kalau ada yang bertanya pada saya, film
apakah yang perlu dibuat remakenya, tentu saja salah satu jawaban saya adalah,
season of the witch. Saya sangat mengharapkan film ini dibuat ulang dengan versi
yang lebih jahat, gelap, menjijikan dan mengerikan.
Conal Cochran, pemilik Silver Shamrock
PERINGATAN (untuk mereka yang peduli)
Film ini tidak mengandung kekerasan, darah dan isi perut. Rasanya cocok untuk ditonton bersama keluarga, sebuah film “holiday” sejati. Memang ada sedikit adegan panas antara dokter Challis dengan Ellie, tapi tak terlalu vulgar.
PELAJARAN
Matikan TV dan perbanyak bermain di luar rumah!
SCORE
3 dari 5
TRAILER
3 dari 5
TRAILER
No comments:
Post a Comment